Media sosial sempat dihebohkan dengan kisah pilu yang dialami oleh seorang asisten rumah tangga bernama Rohimah. Ia mendapatkan tindakan kekerasan dari dua majikannya yang berinisial YK dan LF.
Baru tiga bulan bekerja, Rohimah sudah mendapatkan tindakan kekerasan secara verbal dan fisik.
“Dipukul, didorong sampai jatuh, abis itu diinjak lagi, dipukul lagi gitu aja ulang-ulang setiap malam,” cerita Rohimah.
“Ada pakai gentong, ember, panci, sapu, pernah ditendang sampai kamar mandi, jatuh jadi tangan masuk kloset,” lanjutnya.
Pada awal bekerja, Rohimah menyebut kedua majikannya masih bersikap normal. Hingga ia merasakan kejanggalan soal janji gaji Rp2 juta per bulan yang hanya diberikan sebesar Rp1,5 juta oleh majikannya.
“Awalnya baik-baik aja ke sininya baru galak. Gaji Rp2 juta tapi yang diterima selama ini Rp1,5 juta, nggak nanya karena tidak berani. Bilangnya dia ada perjanjian sama calo tapi calonya nggak bilang ke keluarga,” cerita Rohimah.
Selain gaji yang tidak diberikan penuh, Rohimah juga kerap mendapatkan potongan dari honornya. Gaji Rohimah selalu dikurangi Rp100 ribu setiap kali ia melakukan kesalahan besar atau kecil seperti lupa mematikan listrik, pompa air atau kurang rapi dalam menyeterika baju.
“Iya kalau salah sedikit dan nggak mau dipukulin harus denda Rp100 ribu kalau nggak salah,” papar Rohimah.
Terungkapnya kasus penyiksaan ART Rohiman ini diketahui usai tetangga selalu mendengar Rohimah menangis kala malam hari.
Warga pun langsung nekat untuk mendobrak rumah YK dan LF demi bisa mengeluarkan dan menyelamatkan Rohimah dari majikan keji itu.
Rohimah kini telah mendapatka perawatan medis dan dipulangkan ke kampung halamannya dan kembali berkumpul bersama keluarga.